Kenapa Islam Melarang Pemeluknya Menganut Paham Fatalisme

Kenapa Islam Melarang Pemeluknya Menganut Paham Fatalisme
Muslim attitudes about LGBT are complex, far from universally antigay from www.usatoday.com

Islam sebagai agama yang sempurna dan mengatur seluruh aspek kehidupan umatnya, memiliki pandangan yang jelas terkait dengan paham fatalisme. Paham ini seringkali dianggap bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya usaha dan ikhtiar dalam mencapai tujuan. Mengapa Islam melarang pemeluknya menganut paham fatalisme? Berikut adalah penjelasannya.

Paham Fatalisme dalam Islam

Paham fatalisme, atau sering juga disebut takdirisme, adalah pandangan hidup yang meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah ditentukan oleh takdir dan tidak dapat diubah oleh manusia. Penganut paham ini cenderung pasrah dan menyerah begitu saja pada segala keadaan tanpa melakukan tindakan yang konstruktif.

Dalam Islam, takdir atau qadha’ dan qadar adalah salah satu prinsip yang diyakini oleh umat Muslim. Namun, takdir dalam Islam tidak sama dengan paham fatalisme. Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak, namun hasil dari tindakan tersebut sudah ditentukan oleh Allah SWT.

Kebebasan dan Tanggung Jawab

Islam menekankan pentingnya kebebasan dan tanggung jawab dalam kehidupan manusia. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak, namun juga memiliki tanggung jawab terhadap pilihan dan tindakannya. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah menunjukkan jalan (kebenaran) kepada manusia, maka tidaklah pantas bagi seseorang yang diberi petunjuk (hidayah) untuk memaksa orang lain agar mengikuti petunjuk yang sama, dan Kami tidaklah bertanggung jawab terhadap mereka.” (QS. Al-An’am: 107)

Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Islam tidak membenarkan pemaksaan dalam agama. Setiap individu memiliki tanggung jawab pribadi terhadap pilihannya.

Peran Usaha dan Ikhtiar

Islam juga menekankan pentingnya usaha dan ikhtiar dalam mencapai tujuan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan bahwa manusia tidak memperoleh (sesuatu) melainkan dengan usahanya.” (QS. An-Najm: 39)

Islam mengajarkan bahwa manusia harus berusaha dan bekerja keras untuk mencapai tujuan. Keberhasilan atau kegagalan tidak ditentukan semata-mata oleh takdir, tetapi juga oleh usaha dan ikhtiar manusia. Paham fatalisme yang menganggap segala sesuatu sudah ditentukan sejak awal dapat menghambat motivasi dan usaha manusia untuk berusaha mencapai tujuan.

Tawakkal dan Doa

Islam mengajarkan bahwa setelah manusia melakukan usaha dan ikhtiar, maka ia harus tawakkal kepada Allah SWT. Tawakkal adalah sikap pasrah dan berserah diri kepada kehendak Allah SWT dengan melepaskan diri dari perasaan takut dan cemas yang berlebihan.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Dan jika Allah menimpakan sesuatu bahaya kepadamu maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107)

Dalam Islam, doa juga memiliki peran penting dalam menghadapi kehidupan. Doa adalah sarana untuk memohon pertolongan dan petunjuk kepada Allah SWT. Namun, doa bukanlah pengganti dari usaha dan ikhtiar manusia. Doa harus diiringi oleh tindakan yang nyata.

Kesimpulan

Dalam Islam, paham fatalisme yang menganggap segala sesuatu sudah ditentukan sejak awal tidak dianjurkan. Islam mengajarkan pentingnya kebebasan dan tanggung jawab, usaha dan ikhtiar, serta tawakkal dan doa dalam menjalani kehidupan. Paham fatalisme dapat menghambat motivasi dan usaha manusia untuk berusaha mencapai tujuan. Sebagai umat Muslim, penting bagi kita untuk memahami ajaran Islam dengan baik dan menghindari paham-paham yang bertentangan dengan ajaran agama.

Leave a Comment